Loneliness Sea And The Moon

Aura,menyelubungi diriku senantiasa..
Membunuh perasaan ku,
kecundang.....dilayari suatu bahtera penderitaan..
awa yang tidak menentu..
aku bukan bujangga ternama...
tetapi penutur kata-kata sedih...
sejajar dengan maya jalanan ranjau ku dipenuhi
rona-rona luka...

Diam sejenak tanpa bicara..
lengang sungguh kerana tiada deruan angin mahupun ombak..
Yang ada cuma esakan...
Dihimpit-himpit kan kisah-kisah duka sambil meratap..
Peluang tidak tercapai dalam menikmati rasa taruhan...
dicintuh-cintuh dengan memerah darah...
Bersimpuh sendiri...
merenung kembali....
sejarah lama...
ia hanya tinggal sejarah...

Citra,
aku bukannya dahuk...
Arkian,sujud dan tunduk....
Asahan rindu dan falsafah...
Gunakan kalam tinta dengan penuh khusyuk,
aku lakarkan...suatu kisah...
di atas kalamkari...yang halus...
Danau-danau akhzar...
pepohon tinggi...
bunga-bunga kait..
tertarik aku mengalunkan alunan gemersik untuk memecah sepi...
mentara badai...
keluhan awan...
kota yang beratapkan langit...
Aku isihkan dengan lorekan penuh mimpi...

Sesudah,
imbauku kepada lampau...
aku tidak seiring dalam aturan pentas alam...
senantiasa terdedah kepada zulmat..
Teratak Wilis sebagai persinggahan...
Coretan di atas dahan...
Mengapa burung-burung cantik itu tidak endahkan kehadiran ku?
Mungkin adanya debu-debu hempedu di dalam diriku..
Menjadi takut itu lebih derita..

Layar,
seorang ratna terikat..
tiada daya untuk bebas...
pandangan saja yang ku mampu gambarkan..
tersembunyi dan terkunci...
Penentuan yang tak diduga...
Wafatnya seorang ratna pilihan...

Wahai insan-insan...
Rimbun dan redup kekasih...
manakah lagi dapat direbahkan rasa gundah..
Kau teguh dengan karma..
Pengasih dan penyayang...
Seteguh ihsan yang aku sememangnya sedari...
Nyamannya bila aku dalam pelukanmu..
Sentosa jiwa..Yang tak ku rasakan..
Meniti titian.....satu penghijrahan...
Ia mungkin sama saja.....lampau yang darinya...
Hidup tanpa bisikan sayang....
Kecewa...merana....
Laungan batinku yang terseksa memecah suasana...

Kemungkinan penentu...
aku imbaskan kembali...
memori pahit...itulah harta ku...
yang akan
ku miliki sepanjang nafas..
Tuturkan segala sengsara...
Hunuskanlah jadam ke dalam
aroma satu nyata..
Perlukah aku menambahkan luka..?

Nyanyian anak desa,
citarasa disenangi...
Tak digarap seindah lirikan mata..
Tak dihadap semahu hati...
Kau tahu apa yang ku mimpi...
Aku entah kah tersisih...
Kesiuman....air keinsafan...
Beristighfar...Aku cekalkan hati...

Aku rindukan cinta...
namun aku dihimpit akan kematian...
takut?
Diberikan nafas...pasti kembali jua...
Aku bukan suatu yang kekal...tetapi satu anugerah..
kepada insan yang bergelar isteri dan suami..
Tetapi aku tidak dicintai mereka..
Kerananya aku kejam...
Tiada belas...
Tiada teman sefahaman..
Sukar untukku bicarakan...
Berjalan diri lupakan kekusutan..
Mereka dengan cara nya..
Aku dengan cara ku..
Hingga bila harus ku lagakkan watak-watak itu?

Taufan,
gemawan dan badai pasti bersatu hebat..
gugurnya badai...gemawan hilang taringnya..
gemawan itu diramalkan punah..hakikatnya..
ramalan yang dusta..tidak berasas..
penyataan yang dibuat oleh insan-insan yang
berhatikan hasad kegelapan...Ke mana ia hilang..?
Inginkan yang hebat tetapi layakkah dipanggil sebagai
wakil insani...?

Kembali,
aku anak rantau yang kecewa,
kain kalamkari aku jemurkan atas hamparan bersandarkan keluhan...
lakaran dan imaginasi...lahirlah..
Bulan di lautan sepi...
bayang-bayang ku kira ia satu yang istimewa..
ku dibayangi rasa cinta..tetapi bak
bulan di lautan sepi..
cantik di renung...bak perawan yang jelita..
Masih termangu kah aku?
Menanti dengan penuh tangisan segunung harapan...

Bulan,
terserlah ayu mu,
kau umpama ratu segala kecantikan..
namun kau tetap sepi di lautan dengan cahaya sinar mu..
Ku imaginasikan kau dalam ilustrasi mimpi ku...
umpama darah yang mengalir dan menjadikan tidurku lena..
Dia yang ku cari telah ku temui dalam indah...
Dia jua yang mengundang kecewa ke dalam pelusuk diriku...
Dia yang membuatkan ku menbanjirkan titisan duka..
Itulah diriku...
kebenaran tidak terlahir..
masih ada onak-onak neraka...
jajahan yang ditakluk menyebabkan diriku bukan seorang
pecinta lagi..
Aku rakus menentang bebanan derita..
aku punya cinta...tetapi ketepi kan dengan janji yang
tidak kan ku mungkiri...
Seperti mu bulan....
aku sepi....
sepi tanpa cinta....
tidak terdidik aku akan rohani...
tidak terajar aku akan cereka...
kalungan cinta,dililit kemas di jinjang...
tanda aku rindu....
namun.....dia lenggana
ku sangkakan sebenarnya telah cinta pada diriku....
Kau lewat terlanjur cinta dengan ku sayang...
Awal ku lafazkan...kau anggap ia lengkara..
Ku erti kau perlukan masa bukan dibebankan..
Kelewatan mu akhirnya mendukacitakan mu kerana
pintu hatiku dan mindaku demi cinta sudah tidak wujud...

Umpama,
Usah kau sedihkan..
Kau inginkan pertemuan bermakna..
Kau inginkan kehangatan semarak cinta dariku...
Anggaplah bulan di lautan sepi
yang menyinari malam kita...
sebagai peneman kesepianmu..
Gubahan bulan di lautan sepi....
Gubahan rindu dan kepayahan...
nukilan seorang anak rantau yang bercita-cita
menguasai cinta....Berikan ku peluang dan doa iringi diriku agar..
aku masih mampu merasai baranya cinta...
sebelum terlewat pergi...


.:: Bulan Di Lautan Sepi by the AWAY writer ::.


Comments

Popular posts from this blog

Chinta Chanduri

Louisa Clark & William Traynor

2 Months & 2 Days